Senin, 07 Januari 2013

“PERAMPOK YANG ANEH”

Karen Simmons adalah seorang gadis cantik. Sangat cantik, malah. Sedangkan John Wisdom adalah seorang pemuda ganteng. Mereka berpacaran. Suatu siang mereka bermobil bersama. John turun dari mobil dan meminta Karen untuk menunggu.

Ternyata John merampok bank! Ia mengambil uang $ 700 saja. Padahal di situ banyak sekali uang. Ia meminta petugas untuk menunjukkan ruang penyimpanan arsip nasabah. Ia memasang bom dengan daya ledak rendah. Benar dugaan Anda, ia meledakkan seluruh arsip di bank tersebut.

Karen marah karena ia merampok bank. Tetapi, selanjutnya ia malahan bersekongkol dalam merampok bank-bank berikutnya. John dan Karen tidak bermaksud menggasak uang. Mereka hanya ingin memusnahkan arsip-arsip di sebanyak mungkin bank. Bank dianggap biang keladi pemiskinan masyarakat.

Publik mulai beropini. Suaranya terpecah. Ada 25 persen yang tidak setuju dengan perbuatan John dan Karen. Sebanyak 10 persen abstain. Dan, 35 persen mendukung!!

Suatu ketika di perjalanan mereka kemalaman. Mereka mencari hotel. Pemilik hotel yang sekaligus penjaganya sedang menonton TV. John dan Karen mencari kamar. Sebetulnya petugas hotel mengetahui bahwa mereka adalah perampok yang dilihatnya di TV. Anehnya ia menawarkan kamar dengan ramah dan berjanji tak akan bilang kepada siapa pun.

Pagi-pagi John dan Karen dibuat kaget oleh suara mencurigakan di depan pintu kamar mereka. Dengan meraih pistol ia mengendap ke arah pintu. Ternyata di depan pintu ada Bill, sang pemilik hotel. Ia datang bersama banyak orang yang merupakan tetangganya. Ada yang membawa makanan (mungkin iwak peyek ala Amerika). Ada yang membawa bunga. Ada satu lagi, yang menyerahkan kunci mobil. Semuanya sebagai hadiah!

Penggemar perampok aneh ini makin meluas. Karena publik menganggap aksi mereka seperti pahlawan. Melawan otoritas bank adalah penyelamatan kaum miskin yang terjerat utang di bank.... (Film "Wisdom").

----------

VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE SEBAGAI TEKNIK PENDIDIKAN NILAI

Ulasan tentang film tersebut di atas mungkin dapat digunakan sebagai bahan untuk pendidikan nilai bagi siswa di sekolah. Setelah disampaikan paparan tentang “Perampok yang Aneh”, para siswa diminta menanggapinya dengan pertanyaan:
(1) Apakah kamu mendukung apa yang telah dilakukan oleh John dan Karen?
(2) Berikanlah alasan atas pendapatmu tersebut!

Salah satu teknik yang dapat digunakan dalam pendidikan nilai adalah Value Clarification Technique. Guru dapat menggunakan teknik ini dengan beberapa langkah. Banyak artikel atau buku yang tersebar di internet dapat dimanfaatkan.

Purpel dan Ryan menghubungkan teknik tersebut dengan empat hal (David Lipe. 2013. “A Critical Analysis of Values Clarification”. Montgomery: Apologetics Press, Inc.).

PERTAMA, mereka menyarankan bahwa pendekatan klarifikasi nilai terdiri dari serangkaian teknik longgar yang mudah dipelajari dan mudah diakses oleh guru. Untuk membekali para guru untuk menjadi “clarifiers” nilai, ada semakin banyak buku/artikel tentang kiat-kiat untuk itu.

KEDUA, Purpel dan Ryan mengamati bahwa guru memiliki kepuasan dalam mempertimbangkan secara terbuka dan jujur terhadap masalah yang sangat penting, misalnya prinsip atau tujuan hidup individu.

KETIGA, guru tidak harus bersikap menggurui. Pandangan guru tidak dikenakan pada siswa. Tidak ada upaya langsung yang dibuat untuk mengubah pandangan para siswa. Sebaliknya, fungsi guru sebagai orang yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir melalui beberapa “kebingungan” dengan, misalnya, narasi kasus yang dihadapkan kepada mereka.

KEEMPAT, banyak guru melaporkan bahwa teknik klarifikasi nilai berfungsi dengan baik dan bahwa, ternyata, anak-anak di wilayah di mana dalam uraian kurikulum tersirat secara samar-samar dan dianggap tidak relevan.

Demikianlah, semoga ini menjadi sesuatu banget ^,_,^

Selasa, 04 Desember 2012



Pengertian prestasi belajar (definisi)
.Prestasi belajar merupakan dambaan bagi setiap siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dambaan bagi orang tua maupun guru. Sebenarnya kata Prestasi belajar merupakan suatu pengertian yang terdiri dari dua kata Prestasi dan belajar, yang masing-masing mempunyai arti sendiri-sendiri. 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,Prestasi belajar mempunyai arti sesuatu yang diadalkan (dibuat, dijadikan dan sebagainya) oleh usaha.  Pengertian Prestasi belajar tidak hanya yang tersebut di atas akan tetapi ada pengertian lain mengenal kata prestasi belajar yang dinyatakan oleh Suharto dan Iryanta Tata bahwa Prestasi belajar adalah suatu yang ada (terjadi) oleh suatu kerja.  Selanjutnya makna kata “Prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.  Ngalim Purwanto menyatakan bahwa: “Prestasi belajar adalah tingkat kemampuan berpikir”.  Pusat Pengujian Balitbang Depdikbud menyatakan bahwa : “Prestasi belajar tidak hanya meliput aspek pengetahuan dan ketrampilan, namun meliputi pula aspek pembentukan watak seorang siswa”.  
Dari pendapat-pendapat tersebut, pengertian Prestasi belajar adalah (a) sesuatu yang didapat atau dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar yang dinyatakan dengan berubahnya pengetahuan, tingkah laku, dan ketrampilan, (b) Prestasi belajar yang dicapai oleh tiap-tiap anak setelah belajar atau usaha yang diandalkan oleh guru berupa angka-angka atau skala  (c) Prestasi yang diperoleh murid berupa pengetahuan, ketrampilan, normatif watak murid yang dikembangkan di sekolah melalui sejumlah mata pelajaran.

Jenis-jenis Prestasi Belajar

E. Usman Effendi dan Juhaya S. Praja menyatakan bahwa : Prestasi belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat. Prestasi belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku yaitu aspek motorik, aspek kognitif sikap, kebiasaan, ketrampilan maupun pengetahuannya. Ditandai dengan hafalnya seseorang kepada sesuatu materi yang dipelajarinya yang dimanifestasikan dalam bentuk-bentuk : (1) pengetahuan, (2) pengertian, (3) kebiasaan, (4) ketrampilan (skill), (5) apresiasi, (6) emosional, (7) hubungan sosial, (8) jasmani, (9) etika atau budi pekerti, dan (10) sikap (attitude). 

Bloom membagi tingkat kemampuan atau tipe Prestasi belajar dari aspek kognitif menjadi enam : (a) pengetahuan hafalan, (b) pemahaman atau komprehensif, (c) penerapan aplikasi, (d) analisis, dan (f) evaluasi.
Selanjutnya Abin Syamsudin secara garis besar membagi Prestasi belajar menjadi tiga golongan, yaitu (1) aspek kognitif meliputi pengetahuan hafalan, pengamatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi, (2) aspek efektif meliputi penerimaan, sambutan, penghargaan, apresiasi, internalisasi, karakterisasi, (3) aspek psikomotor meliputi keterampilan bergerak dan ketrampilan verbal dan non verbal.

Burton menyatakan bahwa, Prestasi belajar adalah, (1) kecakapan, (2) ketrampilan, (3) prinsip-prinsip atau generalisasi atau pengertian, ketrampilan mental, (5) sikap-sikap dan respons-respons emosional dan (6) fakta-fakta dan pengetahuan. Sedang Sindgren, mengemukakan bahwa Prestasi belajar terdiri dari : (a) ketrampilan (skill), (b) informasi, (c) pengertian (konsep) dan (d) sikap (attitude).

Selanjutnya Moh. Surya dan Nana Syaodih Sukmadinata menyatakan bahwa selain aspek-aspek yang telah dibahas di atas, juga terdapat perubahan aspek-aspek : (1) pengamatan, adalah proses penerimaan, penafsiran dan memberi arti dari kesimpulan yang diterimanya melalui alat indra, (2) Berpikir assosiatif daya ingatan adalah suatu proses berpikir di mana terbentuk hubungan antara perangsang-perangsang dan respon, (3) inhibisi adalah kesanggupan seseorang untuk memilih tindakan yang perlu dilakukan dan meninggalkan tindakan-tindakan yang tidak perlu, dalam rangka interaksinya dengan lingkungan dan dalam rangka proses belajar.
Oke demikian artikel tentang pengertian prestasi belajar (definisi) mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca!!


Pengertian /definisi Media Pengajaran. 
Di dalam dunia pendidikan kita kenal berbagai istilah peragaan atau keperagaan. Ada yang lebih senang menggunakan istilah komunikasi peragaan. Dewasa ini telah mulai dipopulerkan istilah baru yakni "Media Pengajaran". Sedangkan dalam kepustakaan asing ada sementara ahli yang menggunakan istilah Audio-Visual Aids. Untuk pengertian yang sama, banyak pula ahli yang menggunakan istilah Teaching material atau Instructional material. Oleh karena beragamnya istilah tersebut, yang mempunyai tekanannya sendiri-sendiri, maka akan lebih baik jika kita mengambil salah satu diantaranya, dalam hal ini "Media Pengajaran". Yang bertujuan mengarahkan semua proses pendidikan dan pengajaran, kegiatan pendidikan dapat diarahkan kepada pembentukan manusia yang diharapkan oleh masyarakat. 
Secara praktis proses pencapaian tujuan itu melalui suatu pengajaran yang direncanakan oleh sekolah. Atau dengan kata lain sekolah menyediakan suatu lingkungan yang sesuai dengan usaha pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat umum sesuai dengan kebutuhan: dan cita-cita masyarakat itu. Tujuan khusus adalah tujuan yang merupakan penjabaran secara terperinci dari tujuan umum. Tujuan guru adalah tujuan yang diharapkan oleh guru, yakni perubahan dalam berbagai aspek tingkah laku siswa. Sedangkan tujuan siswa adalah tujuan yang berdasarkan pada keinginan dan minat siswa.

Untuk dapat lebih mudah memahami uraian Pengertian Media Pengajaran selanjutnya, berikut ini diberikan beberapa pengertian tentang media. Kata "Media" berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "Medium" yang berarti perantara atau pengantar. Jadi media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Banyak batasan yang diberikan dari orang tentang media media tidak hanya digunakan oleh guru tetapi lebih penting lagi digunakan oleh siswa. Karena sebagai penyaji dan penyalur pesan, dalam hal tertentu media dapat menyampaikan informasi secara. lebih teliti jelas dan menarik.

Menurut Soendjojo mengatakan Pengertian Media Pengajaran “Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar ide sehingga gagasan itu sampai pada penerima”.  Sedangkan menurut Sadiman mengatakan "Media adalah segala alat fisik yang dapat menyatakan pesan serta perangsang siswa untuk belajar".  Hakekat pemilikan dan penggunaan media adalah keputusan untuk memahami, tidak memakai atau mengadaptasikan media terhadap siswa, tidak sekedar memakai media, tetapi harus memilih kriteria dan menggunakan media salah satu dasar pertimbangan pemilihan dan penggunaan media adalah ingin memberikan gambaran / penjelasan yang lebih kongkrit. Disamping hal tersebut di atas masih ada beberapa faktor yang perlu juga diperhatikan antara lain tujuan instruksional yang hendak dicapai, karakteristik siswa (sasaran, jenis rangsangan belajar yang diinginkan) dalam hubungan dengan kriteria pemilihan dan penggunaan media menurut pandangan Sadiman (1986 85) mengatakan “Pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari pokok permasalahan bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan” Dengan demikian jelas, bahwa pemilihan dan penggunaan media sebaiknya tidak terlepas dari tujuan utamanya, yaitu bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional karena itu meskipun tujuan dari isinya sudah dikaitkan tetapi faktor-faktor karakteristik siswa strategi belajar mengajar alokasi waktu dari sumber perlu sekali dipertimbangkan. Jika dilihat dari pendapat di atas jelaslah penggunaan media dalam proses belajar mengajar dilakukan secara baik serta optimal akan membawa dampak positif terhadap guru dan siswa.

Baik demikian artikel mengenai Pengertian Media Pengajaran mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca!! 
trims..

DARI RELUNG HATIKU


Bahkan guru pun perlu untuk berhenti sejenak dari mengajar, meluangkan waktu untuk belajar lagi.

Ini perasaan yang kurasakan saat ini. Setelah mengajar selama kurang lebih enam tahun di berbagai macam sekolah, aku menemukan kegiatan ini hampir kehilangan gregetnya lagi. Bukan karena aku tak suka mengajar, sama sekali bukan itu. Aku yakin di dasar hatiku yang paling dalam, tak ada pekerjaan yang paling ku inginkan di muka bumi ini selain menjadi pengajar.

Terlampau memandang profesi ini sebagai pekerjaan yang mempunyai tanggung jawab yang besar dan berat membuat aku sering memaksa dan mendorong diriku melewati batas yang seharusnya. Sehingga, ketika menemukan kenyataan di lapangan sebagai pengajar yang tak mampu menjawab, memenuhi rasa ingin tahu dari para murid. Perasaan jadi tertekan.

Jujur, tak sekali dua aku merasa hendak menenggelamkan diriku ke dasar sungai yang dalam, ketika melihat ketidak puasan di mata murid-muridku. 

Sebagai obyek yang berhak mendapat pencerahan, mereka harus diberikan dan mendapatkan yang terbaik. Dan sudah menjadi tugas guru untuk mengupayakan semua itu.

Karena terlalu keras dengan diri sendiri, membuat hampir kehilangan orientasi.
I need a break...

Menata ulang tujuan yang hendak dicapai berkaitan dengan para murid. Meluangkan waktu untuk menimba ilmu lagi.

Ternyata.... 

Aku bahagia dengan keputusan ini. Merasa menemukan lagi semangat yang telah menguap entah kemana itu. 

Baru menyadari, sebagai guru yang paling ku butuhkan untuk saat ini adalah kembali menjadi murid. Lagi.

Alhamdulillah ya Allah.

Rabu, 28 November 2012


SEKILAS IKLAN
CONTACT PERSON :HASANUDDIN

HP.085249097512
EMAIL uddinhasan61@gmail.com